Islam Itu Damai gan

Islam Itu Damai gan

Pages

Senin, 19 September 2011

Sejarah HIV

SEJARAH
Pada tahun 1983, Jean Claude Chermann dan Françoise Barré-Sinoussi dari Perancis berhasil mengisolasi HIV untuk pertama kalinya dari seorang penderita sindrom limfadenopati.Pada awalnya, virus itu disebut ALV (lymphadenopathy-associated virus) Bersama dengan Luc Montagnier, mereka membuktikan bahwa virus tersebut merupakan penyebab AIDS.Pada awal tahun 1984, Robert Gallo dari Amerika Serikat juga meneliti tentang virus penyebab AIDS yang disebut HTLV-III.Setelah diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa ALV dan HTLV-III merupakan virus yang sama dan pada tahun 1986, istilah yang digunakan untuk menyebut virus tersebut adalah HIV, atau lebih spesifik lagi disebut HIV-1.


Tidak lama setelah HIV-1 ditemukan, suatu subtipe baru ditemukan di Portugal dari pasien yang berasal dari Afrika Barat dan kemudian disebut HIV-2. Melalui kloning dan analisis sekuens (susunan genetik), HIV-2 memiliki perbedaan sebesar 55% dari HIV-1 dan secara antigenik berbeda. Perbedaan terbesar lainnya antara kedua strain (galur) virus tersebut terletak pada glikoprotein selubung. Penelitian lanjutan memperkirakan bahwa HIV-2 berasal dari SIV (retrovirus yang menginfeksi primata) karena adanya kemiripan sekuens dan reaksi silang antara antibodi terhadap kedua jenis virus tersebut.

Penularan dan Pencegahan
 
Hubungan seksual
Menurut data WHO, pada tahun 1983-1995, sebanyak 70-80% penularan HIV dilakukan melalui hubungan heteroseksual, sedangkan 5-10% terjadi melalui hubungan homoseksual. Kontak seksual melalui vagina dan anal memiliki resiko yang lebih besar untuk menularkan HIV dibandingkan dengan kontak seks secara oral.
 
Ibu ke anak (transmisi perinatal)
Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui infeksi in utero, saat proses persalinan, dan melaui pemberian ASI. Beberapa faktor maternal dan eksternal lainnya dapat mempengaruhi transmisi HIV ke bayi, di antaranya banyaknya virus dan sel imun pada trisemester pertama, kelahiran prematur, dan lain-lain. Penurunan sel imun (CD4+) pada ibu dan tingginya RNA virus dapat meningkatkan resiko penularan HIV dari ibu ke anak.
 
Lain-lain
Cara efektif lain untuk penyebaran virus ini adalah melalui penggunaan jarum atau alat suntik yang terkontaminasi, terutama di negara-negara yang kesulitan dalam sterilisasi alat kesehatan.

Cara Pencegahan :
•    Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap kali akan melakukan    penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka 
•    Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya : hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV)
•    Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.
HIV tidak menular melalui:
1.    Bersalaman, berpelukan
2.    Berciuman
3.    Batuk, bersin
4.    Memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, WC,     kamar tidur, dll.
5.    Gigitan nyamuk
6.    Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama
7.    Memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, WC umum, sauna, dll.
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka.
Struktur dan Materi Genetik
HIV memiliki diameter 100-150 nm dan berbentuk sferis (spherical) hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel virus (virion). Selubung virus berasal dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida. Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks.
Bagian internal dari HIV terdiri dari dua komponen utama, yaitu genom dan kapsid. Genom adalah materi genetik pada bagian inti virus yang berupa dua kopi utas tunggal RNA. Sedangkan, kapsid adalah protein yang membungkus dan melindungi genom.

Berbeda dengan sebagian besar retrovirus yang hanya memiliki tiga gen (gag, pol, dan env), HIV memiliki enam gen tambahan (vif, vpu, vpr, tat, ref, dan nef). Gen-gen tersebut disandikan oleh RNA virus yang berukuran 9 kb. Kesembilan gen tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan fungsinya, yaitu gen penyandi protein struktural (Gag, Pol, Env), protein regulator (Tat, Rev), dan gen aksesoris (Vpu hanya pada HIV-1, Vpx hanya pada HIV-2; Vpr, Vif, Nef).

Upaya Pemerintah

1.       Menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan menciptakan
          suasana kondusif untuk mendukung upaya penanggulangan HIV dan
          AIDS, dengan menitikberatkan pencegahan pada sub-populasi
          berperilaku resiko tinggi dan lingkungannya dengan tetap
          memperhatikan sub-populasi lainnya.
2.       Menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan,
          pengobatan, dan dukungan kepada ODHA yang terintegrasi dengan
          upaya pencegahan.
3.       Meningkatkan peran serta remaja, perempuan, keluarga dan
          masyarakat umum termasuk ODHA dalam berbagai upaya
          penanggulangan HIV dan AIDS.
4.       Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara lembaga
          pemerintah, LSM, sektor swasta dan dunia usaha, organisasi profesi,
          dan mitra internasional di pusat dan di daerah untuk meningkatkan
          respons nasional terhadap HIV dan AIDS.
5.       Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan daerah serta inisiatif     dalam           penanggulangan HIV dan AIDS. 
6.        Meningkatkan dan memperluas upaya pencegahan yang nyata efektif dan
           menguji coba cara-cara baru;
7.        Meningkatkan dan memperkuat sistem pelayanan kesehatan dasar dan
           rujukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah ODHA yang
           memerlukan akses perawatan dan pengobatan;
8.        Meningkatkan kemampuan dan memberdayakan mereka yang terlibat
           dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di pusat dan
           di daerah melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan;
9.        Meningkatkan survei dan penelitian untuk memperoleh data bagi
           pengembangan program penanggulangan HIV dan AIDS;
10.      Memberdayakan individu, keluarga dan komunitas dalam pencegahan HIV
           dilingkungannya;
 11.     Meningkatkan kapasitas nasional untuk menyelenggarakan monitoring dan
           evaluasi penanggulangan HIV dan AIDS;
12.     Memobilisasi sumberdaya dan mengharmonisasikan pemamfaatannya di
          semua tingkat.

Orang dengan HIV/Aids disingkat Odha.

0 commentnya please:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More